Pada hari Kamis, 28 April 2016, Allah Swt menghendaki hamba-Nya menghadapnya untuk selama-lamanya. Siapapun tidak dapat mencegah Kehendak Akbar ini. Ia tidak dapat dimajukan, dan juga dimundurkan walau sesaat. Tak terkecuali oleh Kiai kita tercinta Prof Mustafa Yaqub. Beliau telah wafat, kembali ke haribaan Allah Swt. Namun ilmunya, banyak yang beliau tinggalkan, baik dalam bentuk buku-buku, artikel, rekaman ceramah, dan lain-lain yang dilestarikan.
Saya
beberapa kali berjumpa Prof. Ali Mustafa Yaqub, sebelum yang terakhir
mendampingi beliau mengajar mahasiswa program S2. Perjumpaan pertama, adalah
ketika saya menjadi mahasiswa program doktor di UIN (dulu masih IAIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Di situ, asal mula ketika saya masih kos di ruang pasca
yang tidak sudah tidak ditempati sebagai ruang kuliah, di sigtu selama satu
tahun. Berikutnya, ketika saya mau mengakhiri studi yang sempat kos di
Pisangan, yang letaknya hanya beberepa ratus meter dari Pondok Darus Sunnah.
Kedua kalinya dan yang sering, adalah ketika di Seminar Nasional Dosen Hadis di
Makasar, lalu ketika beliau dan saya diberi tugas sebagai dosen pertama dan
kedua berdampingan sebagai tim teaching mengajar Studi Ilmu Hadi di Program
Magister S2 STAIN Pekalongan.
Sosok
Akrab dan Komunikatif
Dari pergaulan terakhir dalam mengajar studi ilmu hadis saya
baru tahu persis, bahwa Prof Ali Mustafa Yaqub adalah putera asli Batang, dekat
Pekalongan. Beliau bersosok akrab, bisa bergaul dengan pelbagai kalangan mulai
dari masyarakat bawah, hingga kalangan istana. Untuk memermudah mengenalkan dan
mendalami tentang ilmu yang dikuasainya, dalam mengajarkan ilmu (terutama studi
hadis yang ditekuninya), beliau suka mengajar dengan metode ceramah yang
dilanjutkan dengan tanya jawab.
Dari tampilannya yang demikian, beliau mudah dikenali sosoknya.
Kepada siapapun yang dijumpai, beliau memperlakukannya dengan mudah
disapa dan menyapa. Ketika bertemu di Makasar misalnya, beliau ketika
bersalaman, langsung menanyakan, “Prof. Erfan masih sering pulang ke Jawa
Timur?” demikian tegur beliau, yang menandakan bahwa beliau cukup paham bahwa
saya selama ini sudah berada lama di Jawa Tengah.
Kuat
Pemahaman dan Lancar Bahasa Tulis dan Lisan
Kecintaan beliau dalam studi hadis dan ilmu hadis, terbaca dari
pemahaman yang kuat di dalam studi ini. Di setiap kita bertemu, lisan beliau
rasanya seperti ingin terus bergerak “bertasbih” dengan ilmunya. Hadis dan
pemahaman hadis mendalam, itulah yang seakan terbaca dari sosok beliau.
Dan ternyata Prof Ali Mustafa Yaqub, memiliki kemampuan retorika
yang bagus. Selain suka menyamaikan ilmu dengan metode ceramah, beliau sering
menulis di majalah dan menyiapkan makalah dengan bahasa yang lancar dan mudah
dipaham, sehingga buku-buku yang ditulisnya cukup laris di pasaran.
Mari kita hantar beliau menghadap ke hadirat Allah Swt. Bagi
yang belum salat ghaib, silakan melakukannya; sedang bagi yang sudah mari sama
berdoa, “Semoga segala amal baik beliau diterima Allah: imannya, Islamnya,
aktivitasnya; semoga segala kekhilafan beliau diampuni; dan semoga husnul
khatimah.” Amin (Erfan Subahar).
0 komentar:
Posting Komentar